Sabtu, 31 Mei 2014

Buat Inspirasi 'Random' [Edisi Pertama]

HOW TO :

1. Buka 'Random Number Generator' [LINK]
2. Klik get number sebanyak 3/5/7 kali, atau sesuai selera (eh, emangnya resep?).
3. Tulis nomor berapa yang kalian dapat. Ingat, angka yang ditulis di game gaje ini hanya 1-100.
4. Tulis cerita/menggambar artwork/lakukan apapun sesuai dengan nomor yang kalian dapatkan.

WARNING!!
Rohaluss tidak bertanggungjawab atas ke-gajean cerita/gambar/apapun yang kalian lakukan

Tema :
1. Planet
2. Game
3. Kucing
4. Sofa
5. Hantu
6. Phobia
7. Makan
8. Perang
9. Sekolah
10. Boy Band
11. Kodok
12. Peri
13. Medusa
14. Marmer
15. Memar
16. Pedang
17. Rawa
18. Malaikat
19. Anjing Penjaga
20. Girl Band
21. Televisi
22. Time Traveling
23. Sihir
24. Element
25. Pacaran
26. Teknologi
27. Korupsi
28. Pembunuhan
29. Kulit Binatang
30. Fangirling
31. Tangan
32. DNA
33. Sayap
34. Wanita
35. Bangkrut
36. Penyihir
37. Assasin
38. Organisasi Kehidupan
39. Organisasi Hitam
40. Tim
41. Ekor
42. Lampu
43. Kursi
44. Bar
45. Teriak
46. Luka bakar
47. Tembakan
48. Pirang
49. Kutukan
50. Bayangan
51. Satu lawan Sejuta
52. Hero
53. Grey-hero
54. Anti-Hero
55. Malas
56. Amukan
57. Badai
58. Savanah
59. Klan
60. Jual
61. Raja
62. Misi
63. Anak kecil
64. Pengacau
65. Kristal
66. Lubang
67. Zombie
68. Hilang
69. Berubah
70. Cewek Alay (eh?)
71. Miskin
72. Pemburu
73. Buku
74. Perpustakaan
75. Fanboy
76. Cemburu
77. Konser Amal
78. Raungan
79. Monster
80. Kalung
81. Mati
82. Gantung
83. Botol
84. Potion
85. Rambut
86. Abnormal
87. Grim Reaper
88. Skill
89. Kejahatan
90. Kucing! (lagi?)
91. Lucid Dream
92. Sleep Paralysis
93. Narkoba
94. Pemanasan Global
95. Mata
96. Teleportasi
97. Ditinggalkan
98. Naga
99. Rahasia
100. BONUS! (Kalian pikirkan sendiri)

3 kali klik! Aku dapat Kursi, Korupsi, dan Grim Reaper. Cerita apa yang bisa kubuat, ya?

Nih, aku coba lagi pake 5 kali klik. Dapet nomor 10, 72, 16, 8, 48. (Facepalm sendiri di pojok)

Journal : Rohaluss Fears

Novel lamaku sudah selesai.

Sebenarnya, sebuah novel yang pernah ditolak dan kutemukan 18 kesalahan di dalamnya. Sudah ku-edit sampai aku mau mati. Lalu aku tulis ulang. Empat kali.


Siap dikirim ke FantasTeen, tapi aku punya sejuta masalah. (Lebay amat. Cuma tiga padahal!)


1. Rejection

Aku ditolak dua kali. Dua-duanya emang crappy story yang menakutkan, dan aku seratus persen yakin ceritaku yang satu ini lebih baik dari dua novel yang ditolak. Tapi tiap kali aku mau nge-print naskahku sendiri, aku pikir 'ah, aku harus baca lagi. Aku tidak boleh ditolak lagi'. But it's go on and on like that.

Kisah ini kurencanakan dari kelas 7. Selesai sejak 2 bulan yang lalu. Tapi aku benar-benar takut gagal.


I got this on internet : Kakorrhaphiophobia- Fear of failure or defeat.


Oke, aku terkena Kakorrhaphiophobia.



2. Name&Photo

Aku harus nulis nama asliku... Semua orang bakal tau nama asliku!

Aku sebenarnya sudah mulai tidak peduli. Nama asliku pernah tidak sengaja tertulis di suatu tempat. So it's not huge probs. Tapi diam-diam, aku berharap aku bersekolah SMA di tempat dimana seorangpun di kelasku tidak suka membaca FantasTeen. Semoga.


Aku bisa meledak.


Plus : Aku benci fotoku sendiri. Aku gak suka foto!



3. Second Book

(Heavy breathing) oke, ini yang terakhir. Kisahku terbagi menjadi dua bagian (semoga). Bagian pertama kuusahakan 'will be fine with no 2nd book'. Tapi kalau bukuku tidak bestseller, aku tidak bisa melanjutkannya. Takut banget...


Dan karena ini, aku tidak bisa tenang tidur, dan entah kenapa jadi takut kalau blog gak ke-update.

Bisakah aku mendapat jawaban dari kakak-kakak fantasteen, apakah aku boleh menulis Gamebook?! Itu bakal membuatku lebih tenang. Aku mau nulis sesuatu selain buku yang membawaku ke ketakutan ini!!

Senin, 26 Mei 2014

[Diskusi FantasTeen Battle] Epic FantasTeen Crossover?


3200x2400 HD coming soon... maybe?

So this is...

Ceritanya, aku, Alvy (AlveixGirl) dan Ace of Light sedang mendiskusikan FantasTeen bersama-sama, untuk Oktober nanti. Karena aku sudah baca semua, mereka mulai baca yang lain. Dan tiba-tiba, mereka ngebahas ceritanya.

"There's nothing to read here," Alvy menutup buku The Book of Black Spell. "Kaum Immortal yang kelihatannya gak ada kelemahan. Boring bener..."

"Background story-nya lumayan, loh," kataku pada Alvy. "Iya, sih, ceritanya ada sedikit kekurangannya..."

Ace tiba-tiba menimpali tanpa memalingkan pandangannya dari buku Solvite, "Enggak, disini banyak Immortuos yang mati, kok."

Beberapa detik kemudian, mereka baru sadar kalau mereka membahas buku yang berbeda.

Astagaa... :|   \\O\\\\o\\


Aku tertawa. Aku juga kaget, ternyata ada dua cerita yang mengambil sedikit tema yang sama dengan sudut pandang yang berbeda. The Book Of Black Spell menceritakan Kaum Immortal yang melawan kaum Fortal, pembasmi kaum Immortal gitu... Tapi Solvite kebalikannya. Mereka membasmi kaum semi-immortal (a.k.a mayat hidup).

Bayangkan kalau dua cerita itu bergabung menjadi satu.

EPIC CROSSOVER!!!

Lagipula, Hyde dan Hide punya senjata khusus untuk membunuh Immortuos. Dan dengan sihir Fotia dan Nero, ini bakal jadi perang yang luar biasa.

Dan kita juga lagi debat soal cerita mana yang lebih bagus.

Sungguh.

Dan... yap, bocoran untuk FantasTeen Battle lainnya comming soon.

Jumat, 23 Mei 2014

Referensi Gambar dengan Cover Buku?! [Part 1]

Whew! Masih sekitar 15 gambar lagi sebelum 30 Days Wacom Drawing Challange-ku selesai! (Wow, that's quite too much!)

Jujur, aku kehabisan ide. Sungguh. Gini-gini, aku sering kehabisan ide dan BOOM! Aku males melakukan banyak hal.

Lalu, mataku mengalih pada sebuah buku Pink Berry Club (Salah satu koleksinya MaMoon, bukan aku) berjudul Best Teacher Ever karya Rana Khairunnisa. Kya~ Posenya lucu!!

She looks like an adventurous girl!

Ini menjadi referensi gambarku...

Masih jelek dan enggak bisa dibanding-bandingin, sih... (sobs...) Tapi nanti, suatu hari, aku akan melampauinya! Yeahhhh!!!

Rabu, 21 Mei 2014

Rohaluss Story : Defrosted Chapter 1 | Opening

Inspired from :
Fantasteen : Absolute Zero by Fauzi (Thank you!)
The Book of Black Spell by Monica (Hi, new author! Welcome to writing world, eh?)
Final Fantasy (Square Enix Game)
+ Those absurd games I have played lately

Story By : AliaRohaluss~
Genere : Hard Fantasy

Tabokan penulis sebelum mulai : Thanks to all my readers, I’ve finally finish my novel! XD Belum berani ngirim ke FantasTeen, sih. Aku masih mikir, resikonya terlalu besar untuk menulis novel dua buku... *sigh*

Sebagai perayaan, aku dengan bangga mempersembahkan : Defrosted Novel-Comic atau Light Novel, (terserah kalian mau nyebut cerita banyak ilustrasi dengan apa...) Kurang lebih 5 chapter. Ilustrasi di chapter berikutnya. Bakal rada ngawur gara-gara masih latihan menggunakan digital art tools.

Ahem. Semoga itu novel keterima, yah! (Amin...)



Defrosted Chapter 1

“Kamu menemukan gadis ini dalam kondisi seperti... em... ini?”

Lelaki berambut coklat itu mengangguk tegas. Dia tahu dia seharusnya tidak membawa bongkahan es berisi manusia itu pulang ke perkemahan, tapi sudah terlambat untuk menyadari kesalahannya sekarang. Mungkin para tertua klan akan bertanya lebih banyak, dan itu bisa memakan waktu lama.

Cerewet. Pikirnya. Lagipula dia sudah mati. Tidak ada waktu untuk mengurus mayat di musim dingin membekukan ini.

Tertua klan berjanggut putih itu menarik nafas panjang, “Kita harus mencairkannya, Demor. Roh manusia ini akan terus mengganggu tempat ini sampai tubuhnya diperlakukan dengan layak.”

“Dengan senang hati,” Demor, lelaki itu, berdiri dan beranjak pergi dari tempat itu. Aku tidak punya waktu untuk ini. Roh manusia apanya?


Banyak orang mengelilingi bongkahan es raksasa yang diletakan agak jauh dari perkemahan. Samar, memang, tapi di dalamnya benar-benar ada sebuah tubuh dengan baju pendek berwarna putih. Dari sisi manapun, baik gadis tersebut ataupun es yang membekukannya terlihat abnormal. Auranya seperti bukan es. Saat disentuh tidak dingin, melainkan seperti menyentuh batu licin.

“Ini bukan es,” kata salah satu wanita di sana.

“Jika ini bukan es, apa lagi?” timpal seorang pria. “Wajar saja kalau ada yang membeku di danau itu lagi. Ini sudah yang keempat kalinya dalam musim dingin panjang.”

“Minggir,” Demor mendorong pundak beberapa orang di depannya. “Es atau bukan, itu tidak penting.”

Demor mengeluarkan sebilah pisau pendek yang selalu ia gunakan saat berburu. Terbuat dari batu hitam yang mengilap, bentuknya sedikit terlihat kasar. Dia menaruh ujungnya di depan es tersebut, siap untuk menghancurkan benda apapun yang berani menyita waktunya.

Demor, jangan lakukan itu!!

Demor menoleh ke arah sumber suara. Seorang gadis berambut hitam dengan kalung besar menggantung di lehernya terengah setelah berlari cepat. Dia Sennia, tabib sekaligus peramal dalam perkemahan – atau orang-orang berkata begitu – yang masih belajar. Bahkan dalam musim dingin seganas ini, dia masih menggunakan baju musim gugur dengan banyak benda mistis menghiasi pakaiannya.

“Roh manusia bisa hancur jika kamu tidak hati-hati dalam mengurus tubuhnya! Seharusnya kamu-”

“Cerewet,” desis Demor. “Apa aku kelihatan peduli tentang roh manusia dan kehidupan setelah kematian?!”

Sennia menggumam, “Ya... kupikir kamu memang tidak peduli, sih. Tapi...”

Tanpa menghiraukan penjelasan Sennia, Demor langsung menusukan pisaunya pada es tersebut. Anehnya, pisau kokoh miliknya hanya berhasil membuat tusukan kecil, hampir tidak membuat sedikitpun retakan.

Seakan ada sesuatu yang melindungi es itu.

Demor merasakan hal ganjil yang membuatnya mundur. Sebuah perlindungan. Ya... aura tabir pelindung yang lemah. Sejenis... sihir. Mungkin bukan sihir. Tidak ada bekas penyihir yang melakukannya. Seperti sihir murni. Sihir yang tidak terjamah oleh kemampuan manusia, membekukan gadis itu.

Sennia menjitak kepala Demor, “Kau ini mau mengutuk kelompok pengelana ini, ya?!! Kubilang jangan, ya jangan!! Dasar cowok tak berperasaan!”

“Jaga ucapanmu, Sen-”

Klik.

...es itu retak.

“Astaga, Demooor!! Apa yang kau lakukan?!!” teriak Sennia. “Kau menghancurkan masa depan kita semua! Aaah!!!”

Tapi aku tidak melakukan apa-apa... Demor menutup telinganya, mencoba menjaga telinganya sebelum teriakan tak waras itu memenuhi otaknya. Matanya menatap gadis di dalam es. Sesuatu membuatnya merasa tidak enak... Terkurung di dalam es, tapi terasa hidup... apa hanya perasaannya saja, bahwa dia melihat gadis itu bergerak?

Itu tidak mungkin. Manusia macam apa yang masih hidup di dalam es? Secara logika, mereka takkan bisa bernafas tanpa udara. Dan dilihat dari pakaiannya, mungkin dia membeku saat musim panas...

Saat musim panas?

“Demor, kau harus bertanggung jawab!! Sekarang juga!!” Sennia mengguncang-guncangkan tubuh Demor. “Kau gila! Rohnya sedang marah! Kita akan mati dikutuk roh manusia yang menuntut balas dendam!! Aaaah!!!”

Matanya terbuka. Mata gadis itu terbuka, menatap Demor, lemah.

“Kau yang gila, Sennia! Orang itu masih hidup!” Demor mendorong tubuh Sennia menjauh. “Minggir!”

“Demo-”


-    Defrosted    -


Pisau itu belum menyentuh es. Sedikitpun tidak. Sennia melihat Demor baru saja memposisikan pisaunya di belakang kepalanya. Masih dalam posisi itu, tapi tiba-tiba saja, es itu hancur.

Pecahan es berserakan di mana-mana, memantulkan cahaya-cahaya terkecil dari lentera api dan sinar matahari yang menembus awan tebal. Demor membatu di tempat. Hampir saja beberapa dari pecahan es tajam mengenainya.

“Whoa, tadi itu berbahaya sekali,” sembur Sennia. “Tapi kamu benar, Demor. Gadis itu masih bernafas.”

“...Hei, apa kau baik-baik saja, Nona Es?” tanya Demor, dingin.

Tangan Sennia menimpuk kepala Demor, “Bisakah kau sedikit lebih sopan?!”

Gadis berambut biru itu menatap langit. Atau sesuatu yang lain. Tatapannya kosong. Nafasnya memburu.

Lari.

...kamu harus pergi-

Temukan element- .... –lainnya.

...menolongmu.

Gadis itu berteriak. Menangis. Dengan suara yang mampu menggetarkan badai salju dan menyayat hati...

Dia sendiri tidak tahu mengapa dadanya terasa berat.

Dia merasa hampa.

Sendirian.

Demor berlutut, berusaha menenangkannya, “Nona...”

Pecahan es melesat dan menggores pelipis Demor, “Pergi!!

Gadis itu berdiri, gemetar, melangkah mundur menjauhi Demor, “Demon!

Demon?”  Sennia merenyitkan dahi. “Demor, Itu nama aslimu?”

“Kau pikir aku ini apa?!” Demor berdiri, mencoba mendekat, “Dengar, Elemental, namaku bukan-”

Lagi-lagi, suara di kepala gadis itu terdengar lagi.

Lari.

Gadis itu membuat tembok es transparan yang membatasi dia dan kelompok pengelana tersebut, dan berlari sekuat-kuatnya. Demor hanya menatap punggung gadis itu yang berlari ke dalam hutan. Mengarah ke danau.

Sialan. Dia tidak boleh kembali ke tempatnya!” Demor mengambil lenteranya. Dengan cepat, dia memutari tembok itu dan berlari menyusul gadis itu.

Dia tidak boleh kembali...


Kamis, 15 Mei 2014

Habis Nonton Trailer DreadOut : Pingin Ikut Jadi Game Developer!!

Gasp.

Shock, speechless, and... EXITED!!

Aku sudah lama pengen jadi salah satu dari anggota game developer! Aku pikir, aku harus master dulu dan pergi ke SquareEnix atau yang lainnya. Tapi ternyata Indonesia juga punya.

Buat yang takut penerbangan kayak aku, ini penyelamat. XD

Ini salah satu alasanku mempertajam teknik gambar dan berusaha nyari aplikasi 3D Modeling yang cocok (aku enggak ngerti blender sama sekali). Atau sound editor. Atau apapun. Pokoknya, aku sekarang punya tujuan hidup di SMA mendatang. Aku akan menguasai semua basic dari itu semua sambil mempertajam gambarku.

Aku juga bakal bikin komunitas menggambarku sendiri. Di sekolah, sih, enggak resmi. Tapi kita suka menunjukan gambar masing-masing dan menilai. Kita memiliki kehebatan masing-masing. Dan komentar paling klasik yang sering aku denger dari temen aku : polos amat bajunya?

Oh, oke...

Tapi studio itu nanti bakal ngerekrut orang baru, gak, ya?

Oh, god. Aku akan terus melatih digital art-ku. *jadi panik sendiri?*

Seriously, beneran bangga punya kakak-kakak kaya kalian. Aku mantengin PewDewPie (bener, gak, nulisnya?) main jadi keikutan takut. Kayaknya storyline-nya seru. Tapi aku belum boleh beli. Baru 15 taun. Dan komputernya dipake buat CCTV. Gak bisa dipake.

Sudahlah. Pokoknya, aku beneran jadi punya tujuan.

Rabu, 14 Mei 2014

Rencana Gamebook : Yuki's Night

Will You Play With Yuki?

This is my next holiday plan. Yuki's Night : The Queen of Elementals. Kalaupun gak jadi, biarin, deh. Yang penting hepi.

FantasTeen : Solvite [Comedy (Short) FanFiction by Rohaluss]

Halo, semuanya! Selamat datang di Diary berjalan-ku : The Journal Of Rohaluss. Tempat ini akan diisi dengan cerita pendek, bacotan, curhatan, dan segalanya yang berhubungan dengan FantasTeen. Yap, semuanya.

Kali ini, aku akan memberi hiburan tentang novel FantasTeen dengan tema paling favorit bagiku : Solvite by Hilmy An Nabhany. Well, aku yakin kalian bakal ada yang bilang : Ini kok, kayak yang ngejek, sih?! Tapi sebenarnya, This is just for fun.

Kalau kalian sensitif, jangan baca.

WARNING :

Part ini enggak ada spoilernya sama sekali.

Kalau kalian penasaran sama cerita aslinya, tolong beli bukunya. Support the authors by buying the book.

Have fun and enjoy my story.

[DISCLAIMER] :

1. Itu ada cabe-cabean di panel pertama.

2. Yes, I know. Kemungkinan besar, Hide dan Hyde dibaca hai-du dan hai-di, (pelafalan jepang) bukan hayd- seperti 'hide' (pelafalan Inggris). Tapi saat aku membaca nama mereka, seringkai aku tanpa sengaja memanggil mereka 'Hide' yang berarti sembunyi. (Masalahnya, semua karakterku dibaca dengan nama Inggris... this is a reflex)

3. Ziel itu roh... setelah kubaca lagi, dia tidak berubah, tapi supaya aku enggak repot... \\^v^//


4. Mungkin lucu juga kalau mereka pergi ke negara di Eropa. Hello, Hide~! Hahaha...

Part 2 : [Still Issue] Hide and Hyde is Hiding in Hideout (?!)