Selasa, 24 Mei 2016

Rata-Rata Pertanyaan Gaje di Tulisan Imajinasi

Kadang saya mau curcol aja kok...



1. Kasih saran dong soal nama/ plot/ cerita/ hal-hal lain yang kalau saya kasihin idenya bisa jadi mengubah seluruh tatanan plot aslinya
    Level annoyance: 4.5/5

Woy. Kamu niat gak sih bikin cerita? Kok nanyanya bukan tips, tapi beneran MINTA CERITA. Ini yang mau jadi penulis siapa sih?!

Kadang, minta saran judul, nama, dan plot itu lebih baik ke orang yang tahu ceritanya bakal kayak gimana. Saya tahu apa soal cerita kamu? Kalau ide yang saya kasih merusak tatanan cerita kamu gimana? Aku nulis TI bukan biar cerita kalian rusak sama ide saya. Saya ingin membantu.

Jadi plis deh. Pertanyaannya agak dipikirkan lagi, apakah pertanyaan itu pantas untuk ditanyakan ke orang asing yang gak tau apa-apa soal cerita kamu atau enggak.



2. Menurut kakak (hoeks) kalau ceritanya [insert plot yang kadang bagus, kadang juga absurd] bagus gak?
   Level annoyance: 3.5/5

Eksekusi menentukan.

Udah, jangan nanya lagi. Ada cewek cakep yang lari ke hutan, jadi pembantu dan tiba-tiba nikah sama pangeran. Cerita itu bisa jadi bagus, kok. Eksekusinya aja yang menentukan. Bukan ide. By the way, tadi itu cerita Putri Salju.



3. Boleh minta nomor HP?
   Level annoyance: None. Cuma paling ujung-ujungnya saya curcol

GHAK PUNYA HAAAPEEEE.... Tapi saya hargai pertanyaan yang satu ini. Seengaknya, ini gak bikin ribet kayak dua pertanyaan di atas.

Kalian bisa ajak saya chat melalui Google+, FB chat (meskipun jujur, saya pilih-pilih temen), Twitter. Yang jarang saya buka tapi boleh kalian kepoin AskFM dan Tumblr.



4. Kak (plis stahp panggil aku kak), baca cerita aku dong!
   Level annoyance: Kalau di blog, 1.5/5 dan di Wattpad... SAYA SENENG BANGET

Kirim linknya kalau punya Wattpad. Kalau enggak, asal saya kenal kalian saya bisa baca cerita kalian. Saya bakal terus baca sampai titik dimana saya bosen. Kalau lewat email, dan saya gak kenal kalian secara pribadi juga bakal saya baca... Tapi cuma satu chapter aja.

Agak males sih, lama-lama. Biasanya yang bilang gitu lupa krim ke e-mail saya. KHAN SAYAH SAKIT DI PHP-IN BANG. MAU DIBACA GAK SIH BANG?!



5. Ngambil ide dari anime?
  Level annoyance : 4.75/5 kalau kamu ceritain idenya dan absurd gila

Saya bukannya gak suka ide dari anime. Tapi ada 3 novel FantasTeen yang kelihatan jelas ngambil dari anime dan... sumpah, mending aku gak usah ceritain gimana. Aku gak suka. Pendapat pribadi aja.

Selain penulis-in-progress, saya komikus-in-training juga. Saya tahu perbedaan antara menulis adegan di komik dan di dalam novel. Koodrat 'Mary Sue' di komik juga gak bisa disamain sama novel. Orang yang seenak dengkul menyamakan kedua hal ini kadang bikin saya marah. Mau nulis adegan begini kok deskripsinya kayak menggambarkan adegan di anime? Gak realis banget masalahnya, dan malah bikin kelihatan *uhuk*amatir.

Kecuali kamu mau bikin Light-novel, jangan nulis adegan kayak deskripsiin skrip komik.

Emang sih, ada buku FantasTeen yang ngambil dari anime dan hasilnya lumayan (Contohnya Alive by Tessia dan The Legend of Hell's Sword by Wheza). Tapi Mengambil inspirasi =/= Menulis Gaya Anime. Dan tidak jarang banyak orang lupa akan hal ini. Terutama penulis muda yang kebanyakan baca komik daripada novel.

Kalau ini dilanjut, bakal jadi skrip panjang, jadi saya stop saja sampai sini.



Curcol selesai. Daah!