Sabtu, 21 Februari 2015

Preperation [1] | Ngirim E-mail Ke Penulis [Lussy Kurang Kerjaan] #2

Hoi hoooiiii! Lussy kembali dengan berita bagus! Lus the Cat akan mengirim E Mail ke empat penulis yang Rohaluss pikir telah mengalami perkembangan yang luar biasa!

Bukan, bukan (kak) Fauzi. Aku maksa manggil dia dengan sebutan kak padahal aku alergi honorifics di blog. Dia sudah kukirim email dan aku berharap dia menulis lagi. Gatel pingin tahu idenya. Apalagi setelah jatuh cinta sama beberapa karakternya yang luar biasa! Yeaaaahhhhh!!!

Siapa saja keempat orang itu?


WARNING : Sharp comment included.



1. Tessia yang membuktikan bahwa satu kelemahan fatal dapat ditutupi dengan hal lainnya.

Jujur, dalam hal menulis novel horor, hal yang paling sering diabaikan penulis FantasTeen, termasuk Tessia, adalah membawa kita dalam rasa takut. Orang membeli novel horror untuk merasakan thrill dikejar, rasa takut, dan... kau tahulah. Namun, Tessia tidak menunjukkan hal itu. Namun, secara mengejutkan, bukunya amat sangat luar biasa karena memiliki sesuatu yang jarang di.

She focused on the Storyline. Dan kuakui, (sayangnya) jarang ada penulis fokus pada kisah dan hanya menulis "Ada sekolah dengan hantu." Kayak PBC dengan sentuhan hantu doang. Tapi dia beda. Storyline nya, walau aku bisa menebak plot twistnya (dalam novel berjudul Alive) sejak halaman pertama, tapi dia bisa merangkai kata dan menunjukkan bahwa novel itu punya kisah. Enggak flat, gitu loh...

...Enggak kayak PBC yang akhir akhir ini kisahnya itu itu aja. Mungkin karena penulisnya terlalu banyak, ya, sampai akhirnya aku bosen?

Cerita buatan Tessia serem gak? Enggak.

Bagus? Luar biasa bagus.



2. Hilmy an Nabhany (tapi aku gak niat ngirim email ke dia sampai karyanya yang lain muncul) yang telah menunjukkan perubahan dan perkembangan signifikan dalam grammar dan story building dari novel FantasTeen pertamanya, Solvite, sampai karyanya yang diterbitkan bersama (dalam edisi FantasTeen Lux).

Serius. Kalau kisah kayak Z**** and the ***** of ***** itu kurang baik dan laughable, Solvite bahkan jauh lebih buruk. Antara bagus dalam ide, namun cara penyampaian yang buruk, logika yang bikin geger otak, plus EYD (Ejaan yang Dirusak) nya sangat bagus.

Saat aku baca karyanya di FantasTeen Lux, aku langsung berteriak, "Dafuk, ini penulis yang itu?!"

Perkembangannya menulis itu sangat luar biasa. Perkembangannya patut dikasih jempol empat buah. Cuma kalau emang dikasih jempol, nanti mungkin dia bakal teriak ketakutan. Dan jempolku nanti abis. Pokoknya, dia salah satu dari tiga penulis yang perkembangannya cantik sekali.

Tapi kalau seandainya (Kak) Hilmy baca ini, satu hal lagi deh. Kau masih lupa beberapa hal, seperti memisahkan antara paragraf dan percakapan! Jangan diulangi, awas aja loh! Aku bukan salah satu pembacamu, tapi aku memantau kalian bertiga



3. Akbar sama seperti Hilmy. Dia adalah penulis yang bikin aku stress pas baca buku FantasTeen pertamanya, Haunted School. Karakternya lumayan flat. Kurang bisa mengaduk emosi. Kayak cerita biasa dikasih unsur horror dikit. Yah, ibaratnya kayak jalan lurus dikasih hiasan aja. Ngeliatnya agak bosen. Dan jujur, aku enggak baca semua kisahnya. Paling, "Oh, ada hantu." Yaudah. Dan Character di buku itu... saking flat nya ibaratnya kayak karton dicetak orang terus dikasih nama.

Tapi semua itu berubah, saat aku bergabung di grup buatan orang keempat di list ini. *baca dengan nada Legend of Aang*

Reaksi aku ngeliat cuplikan novelnya sama kayak ngeliat tulisan baru Hilmy...

...cuma karena aku sempet nge backlist dia di daftar penulis idaman, jadinya aku lebih heboh lagi.

Penulis cowok tuh gila abis, emang, kalau berkembang susah dikejar. S***a aja susah dicari perkembangannya dari buku pertama dan kedua. Jangan tanya siapa nama dari yang disensor itu. Dia udah nulis banyak buku dan aku gak mau mencemar nama baiknya.



4. Wheza adalah salah satu penulis yang bikin menghela nafas. Hei, Whez, jangan marah dulu. Sudah kubilang kalian bertiga penulis cowok yang sama aja. Aku curiga kalian lagi lomba gitu. Tapi gak lucu juga.

Dari ketiga anak dengan perkembangan menulis yang signifikan, memang Wheza yang paling lambat. Akbar udah nulis sekian buku, nak, dan debut nulis kalian cuma terpaut setahun. Atau lebih...

...lupakan. (Ini sengaja ini biar kamu semangat, nak)

Tapi dari ketiga penulis dengan perkembangan, Wheza adalah satu satunya penulis yang bisa kupantau lebih dekat. Sedikit demi sedikit, gaya menulisnya meningkat. Bahkan pada saat dia mengirim naskahnya padaku (I'm his first reader, FYI), ada satu saat dimana aku merasa dia sudah tidak butuh bantuanku lagi. Masalahnya tanda baca aja, suka kelupaan karena aku kadang maksa dia buat liatin naskahnya.

Yes. Wheza, sekali lagi tanya bacamu salah aku bacot kepalamu. Karena kau yang paling aku pantau, jadi aku tahu kalau kemampuan nulis kamu malah jadi nurun.



Aku bisa ngundang Wheza untuk berkontribusi dalam Tanya Jawab Penulis yang akan diadakan di The Journal of Rohaluss. Masalahnya yang lainnya gimana, ya? Hmm...

Kalian mau gak aku kirimin semua orang di atas untuk merespon kelemahan mereka dari analisis singkatku terhadap mereka? Plus tanya jawab lainnya, tentu saja.

TERUTAMA TIGA COWOK GILA YANG PERKEMBANGAN TEKNIK MENULISNYA RADA MELAMPAUI KECEPATAN RATA RATA JALAN TOL!! *apa*

Aku berharap mereka punya akun Google+ biar bisa share teknik menulis dalam sesi "Author Q n A"

Tapi da akumah apa atuh... ;'')

Lussy out!

Dan kalau ini terlalu menyinggung, silahkan komentar di bawah. Langsung aku hapus. Suer.

3 komentar:

  1. "Namun, secara mengejutkan, bukunya amat sangat luar biasa karena memiliki sesuatu yang jarang di."

    Jadi, jarang di--? Diapa? Dipukul? Diterima? Ditebak? :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kau sendiri tahu, kan, kalau kekuranganku ada di pengeditan ulang?

      Pikirkan saja sendiri!

      Hapus
  2. Hai kak, udah lama baca, tapi aku baru bisa komentar... terima kasih sarannya :"))

    BalasHapus