Minggu, 03 Agustus 2014

Defrosted Chapter 3

Gila, file ilang, mudik 5 hari, argh, pokoknya susah, deh! Gak sempet bikin ilustrasinya (jadi menyusul) tapi silahkan enjoy chapter 3!


Defrosted Chapter 3 : Apa yang Terjadi pada Klan Musim Dingin?

Sennia berlari mengikuti aura aneh yang menariknya. Dia lupa membawa jubahnya, lupa menggunakan sepatu salju, dan dia juga lupa membawa lentera. Berkali-kali, ia terperosok salju, menjatuhkan benda bersinar dari sakunya tanpa sengaja.

Dia akhirnya menemukan Demor, berdiri di depan gadis es yang menangis keras. Dia bahkan tidak mau repot untuk sekedar menenangkan gadis itu. Hanya berdiri dengan wajahnya yang (menurut Sennia) dingin itu!

“Demoooor!! Kau bodoh atau apa?!!” teriak Sennia, mendorong keras punggung Demor. “Kamu apain dia?!”

Demor menarik nafas panjang, “Memberitahunya kenyataan. Dia dari klan musim dingin yang Ketua bicarakan beberapa musim lalu. Belasan elemental es yang diculik dari perkemahannya? Kau ingat?”

Sennia tentu saja mengingatnya. Beberapa musim lalu, tepatnya musim gugur tahun lalu dimana elemental es baru saja bersiap mendapatkan kekuatannya kembali, makhluk berderak yang memiliki mata merah menyala menangkap mereka hidup-hidup. Entah kemana. Puluhan klan elemental diculik dengan cara yang sama.

Hanya tersisa beberapa klan elemental, dan mereka berkumpul di tempat yang jauh untuk balas dendam. Gossip mengatakan balas dendam, namun sepertinya kata paling tepat adalah bersembunyi dan bertahan hidup. Mereka sudah seakan punah. Atau mereka sudah menyatu dengan kelompok pengelana dan klan lain?

Sennia tidak tahu. Sennia seharusnya tahu, tapi dia masih terlalu muda untuk terlibat urusan Elemental sungguhan. Ayahnya pergi dan menitipkannya pada klan pengelana musim semi. Lalu, menghilang dalam urusan Elemental.

Gadis ini mungkin memang elemental. Auranya yang terasa berbeda, suara tangisannya yang menggetarkan udara, dan rambutnya yang berwarna abnormal itu menunjukkan bahwa dia seorang elemental. Tapi klan itu? Klan itu tidak tersisa sama sekali! Jika gadis itu tahu, mungkin dia akan mengamuk...

Sennia berusaha menggilangkan bayangan kematian dari kepala gadis itu, “Mungkin enggak, kan?! Ada puluhan klan musim dingin di daerah pegunungan seperti ini!”

“Hanya satu klan elemental es yang ada di dunia,” nada Demor masih datar. “Kau pernah tahu kalau elemental membuat dirinya mati sementara dengan menyelubungi dirinya dengan element-nya.”

“Mati sementara?! Untuk apa, dia kan-?”

“Aku sudah pernah bilang,” Demor mendesis. “Untuk bersembunyi.”

Sennia langsung menutup mulutnya setelah kepintarannya kalah oleh Demor, “Kita tidak boleh meninggalkan dia di sini. Apalagi...”

“Aku tidak mau membawa seseorang yang cengeng ke kelompok kita, menghambat saja,” Demor lagi-lagi memotong tajam. “Aku duluan. Yang penting aku sudah mengatakannya bahwa klan es sudah mati.”

-Defrosted-

Butuh beberapa menit bagi Sennia untuk menenangkan gadis elemental itu sambil menahan dingin. Jubahnya, jaketnya, bahkan ia salah menggunakan sepatu. Sebagai tabib muda, dia sudah cukup kebal dingin, sehingga ia meminjamkan baju hangatnya pada anak-anak yang sakit. Tapi udara di sekitar turun drastis setelah Demor membuat seorang elemental menangis. Yah, di saat yang buruk seperti ini, pria bodoh macam apa yang membuat wanita menangis? Di tengah lautan es seperti ini pula!

“Jangan dengarkan Demor, dia itu sinting,” Sennia berkata dengan sedikit berbisik. “Dia selalu saja dingin pada semua orang!”

“Tapi seekor Demon memang selalu menyeret hati manusia pada kegelap... tadi kamu bilang apa?” tanya gadis itu, lirih. “Aku...”

Sennia menghela nafas, “Shock membuat kepalamu berpikir lamban, ya?”

Gadis itu hanya tersenyum paksa, “tidak apa-apa.”

Lalu, diam. Sennia memeluk kedua lututnya, menjaganya supaya tetap hangat walau... yah, hampir tidak membantu sama sekali. Matahari sudah hampir terbenam. Udara terasa menipis. Bahkan, asap dari perkemahan sudah mulai terlihat. Mereka sudah menyalakan api unggun. Demor pasti sedang memotong daging buruannya – tugas pria di kelompok – dan membakarnya di api.

Sennia lapar, namun ia tidak mau meninggalkan seorang elemental disini sendirian. Apalagi setelah pembantaian elemental yang terjadi akhir-akhir ini.

“Aku harus pulang,” gadis itu berdiri. “...sebelum gelap.”

Sennia mau menahannya, namun gadis itu melanjutkan, “Aku harus memastikannya. Harus.

“Kau mau pergi kemana?”

Sennia menoleh, diikuti gadis tersebut. Demor berjalan mendekat, melepaskan jubah berburunya dan memberikannya pada gadis itu. Demor tanpa sengaja melihat telinga gadis itu, lalu menarik nafas panjang.

Demor menggerakan tangannya dan memberi isyarat mulut dengan cepat, sampai-sampai Sennia tidak dapat membacanya.

“Ketuamu mengundangku makan malam?” Ulang gadis itu. “Apa akan merepotkan?”

Sennia menganga, tidak percaya bahwa gadis itu dapat mengerti.  Lalu, Demor mengangguk, dan memberikan kode melalui gerakan mulutnya lagi. Tenang, namun wajahnya masih sangat dingin.

“Kalau begitu, tidak apa-apa,” gadis itu mengangguk lemah. “Aku akan ikut.”

Lalu, gadis itu berjalan terlebih dahulu ke arah perkemahan. Demor menatap Sennia, lalu tersenyum sombong.

“Kau mau kedinginan di sana?”

Sennia menggerutu, “Dasar kau ini!!”

-Defrosted-

Sennia tidak begitu percaya hal ini. Demor bersikap aneh di depan gadis itu. Aneh, sangat aneh. Dia seakan tidak peduli namun... yah, entahlah. Demor tidak pernah bersikap sebodoh itu di depan siapapun. Apalagi wanita yang baru ditemuinya.

Tidak adil!

Lalu, Sennia memukul dirinya sendiri. Astaga! Kenapa aku berpikir hal itu tidak adil? Apa yang salah denganku?

“Sennia, kamu sudah ‘mengecek’ hal-hal itu?”

Sennia menoleh, lalu berdiri, “Ketua! Maaf, aku-”

“Demor mengatakan padaku bahwa telinga Crilys membeku, sehingga tidak dapat mendengar dengan baik,” Ketua kelompok lalu menepuk pundak Sennia. “Tabib, kuserahkan ini padamu nanti.”

“Nanti?” tanya Sennia. “Tunggu, Paman! Darimana paman tahu namanya?”

“Ah, Sennia, kamu bergabung baru setengah tahun,” Suara ketua sedikit melembut. “Kami bersahabat dengan klan es itu sudah cukup lama. Dia adalah Crilys Aerith Frosta. Aku mengenalnya, bahkan saat dia masih berupa bola cahaya yang lemah...”

“Jadi hanya aku yang tidak tahu dia?” tanya Sennia.

“Hanya kamu dan Demor,” ketua menegaskan. “Yah, dia sudah tumbuh sekarang. Beberapa bahkan tidak mengenalinya sampai Crilys berbicara. Nah, sebelum itu, ada yang mau kamu sampaikan padaku?”

Sennia mengatupkan mulutnya, lalu berbisik pelan, “Demor bersikap aneh padanya.”

“Ah, itu karena mereka sama.”

Sennia terkejut, “Sama?”

“Kami menemukan Demor tiga tahun yang lalu,” ketua melanjutkan. “Klan-nya dibantai habis oleh besi bermata merah yang bergerak dengan tenaga api. Kami menemukannya dalam keadaan babak belur.”

Sennia diam-diam melirik Demor, yang membuka kancing jaketnya di depan api, memasak daging buruan dan memanaskan air. Dia bahkan tidak meninggalkan pisaunya di tenda penyimpanan senjata. Alat-alat bertarung dan berburunya selalu ia bawa kemanapun. Dia menatap api seakan menatap musuh.

“Lalu, setelah bangun, ia berpikir kami adalah penjual budak, sehingga ia kabur ke kampung halamannya, mendapati segalanya sudah...”

“Aku mengerti,” Sennia memotong, membayangkannya saja sudah membuatnya merasa kasihan.

“Dia hanya tidak ingin gadis itu merasakan hal yang sama. Walaupun sikapnya seperti itu, dialah yang paling mengerti semua anggota kelompok,” Ketua ikut memandangi Demor yang berkerja di depan api.


“Aku tidak tahu...” bisik Sennia. “...Tapi setelah kulihat lagi, dia berusaha menutupi lukanya dengan wajah dan sikapnya itu...”

9 komentar:

  1. Ceritanya bagus sih, tapi...
    “Kami bersahabat dengan klan es itu sudah cukup lama. Dia adalah Crilys Aerith Frosta. Aku mengenalnya, bahkan saat dia masih berupa BOLA CAHAYA yang lemah...”
    Perkataan diatas ambigu banget. Aku sendiri kepikiran 3 kemungkinan gaje.

    1. Wanita es kalo hamil perutnya bersinar. (Berarti kaga bisa hamil sembunyi-sembunyi dong!)

    2. Wanita es hamilnya cuma 2 bulan tapi melahirkannya bola cahaya yang akan meledak menjadi bayi 7 bulan kemudian. (ribet amat!)

    3. Elemental es berkembangbiak secara kloning. (paling masuk akal)

    Selain kalimat diatas yang lainnya bagus-bagus aja.
    *Kabur ke Kastil*
    *Tidak sengaja meninggalkan alamat Kastil*
    https://www.goodreads.com/group/show/63141-kastil-fantasi
    *Ceritanya mau ngajak gabung*
    TTD, Penulis pengembara yang numpang lewat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, aku lupa menjelaskan hal itu ^^ Maaf ya kak... (sampai lupa :v)

      Elementals adalah makhluk yang terbuat dari sihir murni. Mereka mengeluarkan beberapa persen dari tubuh mereka (protozoa *dukduksalahmenjelaskan*:D) dan menjadi individu baru. Sebenarnya, dua bagian (satu dari wanita, satu lagi pria).

      Para elemental kecil itu menyerap energi elemen di sekitarnya sebelum membentuk tubuhnya sendiri. Tidak jarang ada elemental berbentuk seekor kucing dan serigala, tapi yang membentuk kelompok dan berinteraksi dengan manusia memilih untuk mengubah bentuknya menjadi manusia, walau warna tubuh atau auranya tidak dapat benar-benar sama.

      Yah, bayi-bayi elemental mulai berbicara seperti balita setelah baru lahir. Mereka yang belajar dengan cepat berubah lebih lambat. Hal itu dipengaruhi oleh elemen mereka sendiri. Elemental es termasuk yang paling lambat, dan yang tercepat adalah empat elemental dasar (Api, air, angin dan tanah)

      Spoiler : Elemental kayu memiliki rambut daun

      Apa itu? Kastil? Keren! Akan kukunjungi segera!

      Hapus
    2. Eh... Aku bukan kakak. (Satu tahun lebih muda malah, kalau lihat dari kelasnya.) *Awkward silence*
      *ehem* kastil itu grup, BTW. Kalau mau ikutan disana harus punya akun Goodreads dulu.
      *Kabur lagi sebelum jadi lebih awkward*

      Hapus
    3. Aku gak suka disebut kakak, jadi aku sebut semua orang yang komen disini kakak. Sengaja. :v

      Udah ikutan. Makasih, ya!

      Hapus
    4. Udah dapet pesan Goodreads belum? disitu aku kasih tahu segalanya tentang KasFan, biar nanti nggak kebingungan. Sekalian lihat cerpenku yang dilombakan disini https://www.goodreads.com/topic/show/1914391-lomba-cerbul-kasfan-juli-14 terus komentarnya disini https://www.goodreads.com/topic/show/1913958-komentar-cerbul-kasfan-juli-14

      Aku sama gak sukanya dipanggil kakak :v

      Hapus
  2. (kalau bingung GRmail itu dimana, buka goodreads, log in, lihat di sudut kanan atas, sebelah foto profil)

    BalasHapus
  3. Keren, ceritanya bikin penasaran. Chapter selanjutnya ada ngga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enggak :v

      Saya bahkan lupa saya pernah nulis ini ._.

      Hapus
  4. Owh, mungkin saya harus berimajinasi sendiri :D
    BTW, makasih udah share imajinasi anda.
    Semangat berkarya, ya!

    BalasHapus