Selasa, 19 Agustus 2014

"Kamu pernah gila?" - Journal

Untuk kesekian kalinya, aku berharap aku enggak antisosial.

Maksudku, sungguh, hidupku kurang sreg kalau dengan orang-orang yang... *ahem* aneh. Aku tidak mengerti, apa aku ini tidak bisa berbaur atau memang aku tidak bisa berbicara dengan baik. Padahal sudah kelas sepuluh. Aneh... sungguh aneh.

Kejadian ini, maksudku, kejadian KONYOL dan BODOH ini terjadi setelah 17 agusutusan, tepatnya tanggal 18 kemarin saat lomba-lomba dimulai.

Pertama, aku datang jam 7.15 (untuk ukuran sekolah yang masuk 7.30, itu wajar, sih) dan buru-buru masuk ke kelas, sempet kepeleset di lorong tapi untungnya yang lain lagi siap-siap. (Petugas upacara yang baik...) Teman-temanku yang cewek, sisanya di kelas sebelah, ngegosip soal kakak kelas. Nah, aku gak tau soal kakak kelas yang mana mereka maksud.

Boro-boro, nama temen sekelas aja belum hafal! (Waduh, Al, udah 3 bulan, loh! Dasar Roh!)

Okelah, kita kesampingkan hal itu. Gak penting. Aku lalu duduk di pojok dekat tong sampah. Entahlah, aku nyaman di sana. Jangan dibayangin loh ya. Tong sampah di kelasku agak elit, kok. Gak kayak bak pasar induk. (Sejak kapan aku sekolah di pasar?) Aku mendengarkan kalimat mereka, setengah tidak kumengerti seakan hal yang dibicarakan mereka adalah hal-hal menyangkut kealienan. Sampai salah satu dari mereka berkata menyangkut 18 agustus-an...

"Baju gantinya warna apa?"

Responku langsung satu, "Emangnya kita harus bawa baju ganti?"

Teman-temanku cukup baik untuk mengatakan bahwa kita akan basah-basahan. No way. Bro. Seriously. Lebih parahnya lagi adalah...

"Nanti kita main di lapangan juga,"

GOD.

I. HATE. COURT. PLAY (bener gak sih?)

Kenapa gak ada yang ngasih tahu aku, sih?!

Mereka bilang dengan enteng bahwa itu semua karena aku gak punya apa-itu-yang-mereka-sebut L*NE (sensor biar gereget). Boro-boro, sih. Hape aja belum punya...

Nah, pokoknya, setelah itu, upacara, dan gak ada hal spesial...

Lombanya, nih, yang bikin aku malu banget, tapi konyol.


Intinya, sih, di lomba ini, dikelompokin dan disuruh nyusun puzzle 500 keping. 50x36 cm dan emang GAK ada yang selesai. Sumpah. Gak ada. Rata-rata cuma 1/4 bagian, dan beberapa kurang dari itu. Tapi guru-guru ada yang menawarkan untuk melanjutkan puzzle itu.

Aku langsung angkat tangan.

Kakak kelas di kelompokku langsung salut.

Sebenarnya aku punya 5 alasan kenapa aku memilih berada di kelas dan melanjutkan puzzle yang teman-temanku bilang "terkutuk" itu.

1. Aku benci permainan lapangan
2. Gak bawa baju ganti
3. Aku suka permainan otak
4. Belum puas dengan hasilnya
5. Kalau ada pilihan antara menyiksa otak dengan puzzle gila ini atau menyiksa diri sendiri mencoba mengingat teman-temanku di kelompok dan diabaikan... aku memilih pilihan pertama.

Serius. Aku bahkan gak inget siapa aja teman sekelompokku 5 menit setelah mencoba menyusun puzzle itu. Selain cowok sekelas yang duduknya dua kursi dariku dan wajah kakak kelas laki-laki yang gelap dan khas itu. Aku bakal lupa wajahku sendiri kalau gak ada cermin, jadi hal itu normal. Aduh, nama asliku siapa? Siapa aku? Dimana ini? (gak segitunya kali -_-)

Aku pernah manggil temen sekelas sendiri dengan sebutan 'Kakak' saking pelupanya diriku. Padahal duduknya pas di belakang aku. True story yang memalukan diriku sendiri, tapi itu diceritakan nanti lain kali.

Kembali ke puzzle...

Banyak kejadian konyol yang terjadi saat menyusun puzzle itu. Termasuk yang di judul, itu paling kocak, aku masih terkekeh saat berusaha menceritakan kejadian itu. Lagi.


1. Teman-temanku yang masuk-keluar kelas (ngambil minum atau naro baju) jadi lebih peduli padaku. 

Yah, wroth it.

Friends : 'Kenapa gak keluar?'
Me : '(nunjuk puzzle) belum kelar'
Friends : 'Niat amat' atau 'Gila' atau 'Padahal seru, loh, di luar' (lalu ambil minum/naro baju dan matiin/nyalain lampu, keluar kelas)
Me : (kadang) 'Gak suka permainan lapangan. Mending di sini'

Yaudah. Gitu doang, tapi serasa artis.

_________________________________________________

2. Gak sadar waktu (heran, kenapa aku begitu anteng di depan puzzle?)

Temen (sekelompok) : Belum selesai juga?
Me : Belum (masih 30 persen, mungkin kurang dari itu)
Tem (sek) : Udah istirahat, gak makan dulu?
Me : Nunggu istirahat makan siang aja...
[Hening, lalu aku liat jam]
Me : (Ke kantin dulu... cabut)
_________________________________________________

3. "Pernah gila?"

[Temen-temen ricuh di kelas, semuanya cowok dan aku sendiri cewek]

Temen A : Kamu niat banget
Me : Bantuin kalau mau, jangan ribut! Susunin langitnya, lah (note : emang bagian biru doang yang memusingkan) aku gak suka bagian itu.

[Temen A dan B langsung turun tangan, lalu kerja bentar]

Temen A : Kamu nyusun ini gak bosen gitu?
Me : Seru, malah.
Temen B : [ngasihin potongan puzzle]
Me : Makasih, (pasang) kalian ngebantu banget.
Temen A : Apanya, sih, yang seru dari ini? Aku udah puyeng ngeliatnya juga.
Me : (suaraku ilang atau apalah, aku gak tau )Ah, itu, seru aja gitu, nyusun ginian sambil (aku juga lupa aku ngomong apa)
Temen A : (bingung) Ngomong ke siapa?
Me : (niat bercanda) Hahaha... aku sering ngomong sendiri kalau udah mulai gila, tenang aja. Udah biasa.
Temen A : (Kaget, lalu dengan heran bertanya padaku) Kamu pernah gila?
Me : (Dengan spontan bego langsung menjawab) Pernah.

[Temen A dan B langsung cabut ke lapangan padahal game-nya dimulai sekitar 10-15 menit lagi]

True story, dan ini alasan kenapa aku takut ngomong sama orang. Ini juga alasan kedua aku merasa forever alone. Alasan kedua juga aku takut ketemu sama penulis FantasTeen. That will be awkward. I don't have talking skill in real life.

So, don't bother trying to find me, even I said 'Anak Lembang'. I can write for you for tips but I can't talk to you...
_____________________________________________________

4. Temenku ikut gila
[Hening, aku terlalu fokus ke puzzle, sebelum/sesudah kejadian nomor 3]
Temen XYZ : Oh?! Ada Alia?! Gila, aku habis ganti celana di sini!
Me : (terlalu kaget untuk ngerespon, temen aku yang itu cowok -_-)

Bonus : (Ngapain juga kamu ganti di kelas?!)

Serasa Kuroko dari Kuroko no Basuke, gitu, tapi dalam skenario paling ancur.
_____________________________________________________

5. Semakin gila karena kejadian 4 terulang lagi dengan skenario lebih ancur.

[40 persen selesai, lagi nyari kepingan pantulan air di danau. Dapet feel-nya, serasa master of puzzle gitu sampai...]

Temen XYZ : (basah, habis main air) Al! Ganti di sini, ya! Jangan liat!
Me : (Konsentrasi buyar) (Facepalm)

Ini pertama kalinya aku sekelas sama cowok setelah 3 tahun. Argh. Boys. Really?

____________________________________________________

Oke, hasilnya dari penyusunan itu semua adalah... (jengjengjeng)

In the end, dari jam 9 sampai jam 2.30-an, puzzle itu hanya terususun sekitar 250 keping dan aku tidak berhasil. Saudara, aku tidak berhasil. Padahal udah dibantuin.

Tapi aku dipuji karena niat dan aku punya cerita yang konyol untuk kalian.

Yah, saatnya pergi. *Rides Naga Indosiar* *Sampai jumpa, saudara!*

1 komentar: